Postingan

KESAMAAN ANTARA JOHN LENON, KAHLIL GIBRAN DAN JESUS

Lagu John Lenon, anggota The Beatles, yang berjudul Imagine sangat populer dan sering dipakai untuk melatar belakangi acara televisi nasional maupun internasional yang berbau kemanusiaan, misalnya: musibah alam dan pertempuran. Syair lagu itu antara lain mengatakan bahwa: “Seandainya didunia ini tidak ada agama, maka dunia ini akan lebih tenang dan damai, persaudaraan akan lebih mesra, tidak ada kekerasan dan kerusuhan berdalih agama.”   Kahlil Gibran adalah pujangga Arab/Libanon yang luar biasa, buku2 nya menjadi best seller diseluruh dunia. Tulisan2nya amat menghipnotis, pemilihan kata2nya amat indah, dan maknanya sangat dalam. Tiga buah bukunya yang master piece adalah: Sang Nabi, Sayap2 yang Patah, dan Jiwa Pembrontak. Tentang agama, Kahlil Gibran menandaskan bahwa: “ If we were to do away with the various religions, we would find ourselves united and enjoying one great faith and religion, abounding in brotherhood.” Artinya, apabila kita bisa melepaskan diri dari agama, kita akan

Renungan Mendalam Tentang Agama, Kitab Suci, Politik dan Tuhan

  Pengantar Siapa tidak risau melihat kenyataan yang terjadi di Indonesia. Ada berbagai agama besar dengan umatnya yang besar (terutama Islam), namun kasih sayang, ketentraman, kesejahteraan, kebenaran dan keadilan malah nyaris tidak ada. Atau justru sebaliknya, kekerasan, kerusuhan, pembunuhan, ketidak adilan, kriminalitas, keterbelakangan, kemiskinan, ketidak jujuran, kemunafikan, korupsi, kolusi, dan berbagai pelanggaran HAM justru marak terjadi di Indonesia; dan barangkali mencapai index prestasi nomor wahid didunia. Demikian pula yang terjadi dengan di negara2 yang kental sekali agamanya, seperti negara2 berbasis Nasrani: Amerika Latin (Colombia, Argentina, Chilie, Bolivia, Brasil), Philipina; dan negara2 berbasis Islam: negara2 di Timur Tengah (Arab Saudi, Mesir, Suriah, Aljasair, Maroko), Sudan, Nigeria, Pakistan, Afganistan, dst. Lalu, apanya yang salah? Berikut ini adalah butir2 analisis yang mendalam tentang Agama, Tuhan, dan Bangsa yang diharapkan dapat menjadi salah satu

Menyegarkan Kembali Pemahaman Islam

SAYA meletakkan Islam pertama-tama sebagai sebuah "organisme" yang hidup; sebuah agama yang berkembang sesuai dengan denyut nadi perkembangan manusia. Islam bukan sebuah monumen mati yang dipahat pada abad ke-7 Masehi, lalu dianggap sebagai "patung" indah yang tak boleh disentuh tangan sejarah. Saya melihat, kecenderungan untuk "me-monumen-kan" Islam amat menonjol saat ini. Sudah saatnya suara lantang dikemukakan untuk menandingi kecenderungan ini. Saya mengemukakan sejumlah pokok pikiran di bawah ini sebagai usaha sederhana menyegarkan kembali pemikiran Islam yang saya pandang cenderung membeku, menjadi "paket" yang sulit didebat dan dipersoalkan: paket Tuhan yang disuguhkan kepada kita semua dengan pesan sederhana, take it or leave it! Islam yang disuguhkan dengan cara demikian, amat berbahaya bagi kemajuan Islam itu sendiri. Jalan satu-satunya menuju kemajuan Islam adalah dengan mempersoalkan cara kita menafsirkan agama ini. Untuk menuju ke

Kebenaran Itu Paradoks

Realitas ini akan mengejutkan manusia modern, karena kita terbiasa hidup dalam kebenaran tunggal. Hidup dalam paradigma menang-kalah. Yang menang adalah yang lebih banyak, lebih kuat, lebih kaya, lebih pandai berartikulasi. Siapa menang akan benar. Yang kalah itu tidak benar. Hidup ini adu kekuatan, perang. Dan perang membutuhkan konflik. Dan konflik adalah perbedaan-perbedaan. Di mana tumbuh perbedaan-perbedaan, maka di situ muncul konflik. Setiap perbedaan mengklaim dirinya benar. Dan karena setiap kebenaran itu ingin hidup dan berkembang, sebagai hak asasi, maka yang terjadi adalah perang-kebenaran. Kebenaran yang lebih kuat akan menggencet dan menyingkirkan kebenaran yang kalah. Itulah cara berpikir kita sekarang ini.   Perbedaan adalah pluralisme, suatu bhinneka. Pluralisme adalah kodrat, alamiah, di luar kuasa manusia. Lihatlah langit, ada matahari, bulan, dan aneka ragam bintang-bintang. Lihatlah alam dunia ini, ada gunung dan dataran rendah, ada daratan ada hutan, ada hulu

Manusia Mencari Bahagia, Keserakahan adalah Penderitaan

Setiap orang menginginkan hidup bahagia. Setiap orang tidak menginginkan hidup menderita. Selama hidup di dunia ini manusia ingin bahagia, dan sesudah kematian pun ingin hidup bahagia. Kadang manusia rela hidup menderita, dengan harapan dapat hidup bahagia di surga.   Tetapi apakah kebahagiaan itu? Kebahagiaan, seperti halnya kebenaran, keadilan, keindahan, kebaikan, adalah nilai kualitas. Kebahagiaan dan kebaikan itu hanya terasakan adanya. Manusia merasakan kebaikan dan kebahagiaan orang lain. Manusia tidak menyadari kebaikan dan kebahagiaannya sendiri. Manusia selalu merasa kurang baik dan kurang bahagia meskipun orang lain mengatakannya sebagai baik dan bahagia. Sebagaimana kata sifat yang lain, bahagia berada di luar pengalaman manusia. Bahagia itu terlalu besar dan terlalu luas bagi manusia. Bahagia itu berada di luar manusia, tak terbatas. Karena tak terbatas, maka kehadirannya pada manusia juga hanya bagian-bagiannya saja. Keindahan dan kebaikan juga demikian. Selama hidup di

AJARAN YESUS - BERTUHAN, BERAKAL BUDI , TANPA BERAGAMA. RESEP MASAKAN HATI NURANI DAN PIKIRAN ALA YESUS YANG RAMAH LINGKUNGAN DAN BEBAS DARI AGAMA.

AJARAN YESUS - BERTUHAN, BERAKAL  BUDI , TANPA BERAGAMA. RESEP MASAKAN HATI NURANI DAN PIKIRAN ALA YESUS YANG RAMAH LINGKUNGAN DAN BEBAS DARI AGAMA. ALASAN MENGAPA  SAYA PERCAYA YESUS YANG MENGAJARKAN HUKUM DASAR KETUHANAN DAN KEMANUSIAAN SERTA MENJANJIKAN SAYA BISA HIDUP DI 5 DIMENSI. APAKAH AGAMA MASIH RELEVAN DI ERA DIGITAL? Catattan: Sumber Pustaka dapat dilihat pada deskripsi video.   Sebagai ilmuwan dibidang Teknologi Informasi yang memilih konsep Bertuhan Tanpa Beragama, saya percaya ajaran Yesus dengan alasan: 1. Yesus mampu mengatasi ruang dan waktu, minimal Beliau hidup di 5 dimensi: ruang (panjang, lebar, tinggi), waktu dan spiritual  2. Ajaran Yesus tidak ada bandingnya didunia ini: mencintai Tuhan, mencintai sesama dalam artian adil dalam memperlakukan sesama seperti memperlakukan untuk dirinya sendiri, dan rela memaafkan dan mendoakan orang yang berbuat jahat/salah kepada saya. Ini adalah HUKUM DASAR  KETUHANAN DAN KEMANUSIAAN: CINTA KASIH YANG BERKEADILAN DAN